Harapan Rafli untuk Pejabat Gubernur Aceh
Banda Aceh – Seniman Aceh yang juga menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) komisi VI fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Rafli Kande, mengharapkan pejabat gubernur Aceh yang dilantik kelak dapat mengabdi dan meperhatikan problematika kehidupan di Aceh serta mengambil kebijakan yang konkret untuk membuka lapangan kerja dan menumbuhkan ekonomi demi mencapai kesejahteraan hidup. Rabu (06/07/2022).
“Mengenai siapapun pejabat gubernur aceh yang dilantik dengan kebijakan politik, bismillah dan selamat mengabdi,” ujar Rafli.
Rafli menggambarkan beberapa kondisi di Aceh yang perlu diperbaiki diantaranya terkait kebijakan yang nyatanya tidak berpihak pada petani sehingga sawah dan ladang menjadi kering serta hasil tangkapan nelayan yang juga tidak memiliki nilai harga yang terjamin.
Kemudian, Rafli juga mengutarakan kekhawatiran terhadap pengelolaan sumber daya alam yang tidak maksimal dan menjurus kepada penjarahan tambang dan pengeboran yang bersifat ilegal sehingga perlu adanya kebijakan dari pemerintah Aceh agar segera dapat ditertibkan.
Selain itu, kondisi generasi muda juga semakin meresahkan dengan tingginya angka pengangguran, bahkan tidak terkecuali tamatan peguruan tinggi. Hal ini perlu adanya penanganan serius dengan mendampingi para pemuda Aceh agar bisa mandiri.
“Pada tuan yang diberi kuasa untuk menjabat sebagai gubernur aceh 1 sampai 2 tahun ke depan sangat punya kesempatan untuk bisa mewujudkan kemandirian aceh yang berwibawa, baik secara politik, ekonomi, seni, budaya dan agama. Bagi kami rakyat Aceh, itulah martabat tinggi pemerintah Indonesia,” ungkapnya.
Kini, histeria lembaga keuangan dan perbankan yang dalam praktiknya juga ikut mencekik masyarakat kecil dengan tidak berpihak kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan prospek bisnis profesi lainnya.
Para pelaku seni yang tak henti berkarya sebagai tanggung jawab pada diri dan negeri, nyatanya juga tak pernah mendapat apresiasi yang semestinya dari pemerintah, sehingga dianggap murah bahkan bisa dikatakan hanya menjadi objek eksploitasi saja.
Kondisi yang lebih miris di Aceh saat ini adalah maraknya narkoba yang telah masuk di semua kalangan. Para gembong dan bandarnya sudah leluasa merajalela bahkan dianggap bagai pahlawan.
Fitra Widya Rahma.