Banda Aceh – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Aceh menyayangkan sikap distributor yang masih menjual minyak goreng kepada masyarakat diatas Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Dua hari yang lalu sudah mulai masuk minyak curah sebanyak 2000 ton ke Aceh, tapi yang kita sayangkan, distributor masih menjual minyak dengan harga Rp12.800, yang seharusnya itu Rp11.500,” ungkap Kepala Disperindag Aceh, Ir. Mohd. Tanwier, MM di Banda Aceh.
Memang, untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Aceh mendapatkan tambahan 2000 ton minyak goreng dari Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
Lanjut Tanwier, Disperindag akan terus berusaha dan berupaya untuk memastikan stok minyak goreng curah di Aceh tetap tersedia dengan harga terjangkau.
“Sekarang kita sedang berusaha untuk menurunkan harga tersebut, sesuai dengan yang disampaikan Kementerian Perdangangan Republik Indonesia. Seharusnya harga yang dijual untuk masyarakat itu Rp11.500, jadi distributor sekarang harus menjual lebih rendah lagi di bawah angka itu kepada pedagang, baik di ritel modern maupun di pasar tradisional,” sambungnya.
Karena itu kata dia, Disperindag Aceh sudah melaporkan permasalah tersebut kepada departemen terkait. Disperindag juga terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait agar harga minyak stabil.
Tanwier berharap harga minyak goreng di Aceh kembali terjangkau, sesuai harga yang diinginkan masyarakat.(Adv)