Banda Aceh – Rencana pembelian mobil dinas pendidikan Aceh sebanyak 27 unit didasarkan atas kebutuhan layanan pendidikan di Aceh. Hal itu disampaikan Penanggung Jawab Humas Dinas Pendidikan Aceh, Barrul Walidin SE. Selasa (15/2/2022.)
Menurut Barrul pembelian mobil tidak serta merta muncul, sudah melalui kajian dan need assement lapangan di internal Dinas Pendidikan Aceh. Hal itu jadi justifikasi kebutuhan yang diusulkan oleh kepala cabang dinas pendidikan di beberapa wilayah di Aceh.
“Sebagian cabdin tidak ada kendaraan dalam menjalankan fungsinya, selain itu kondisi medan dan sekolah yang sulit dijangkau juga harus sesuai dengan kebutuhan mobil yang diperlukan,” kata Barrul.
Barrul menuturkan, sekolah – sekolah di Aceh banyak yang berada di pedalaman, sementara mobil yang ada di beberapa cabang wilayah tidak dapat mengakses pendidikan hingga ke pelosok, sebut saja seperti ke Lokop Serbajadi, Simpang Jernih di Aceh Timur, Sekerak Aceh Tamiang, dan berbagai pelosok Aceh lainnya.
Sehingga untuk menjangkau layanan pendidikan hingga ke sekolah di pedalam dibutuhkan kendaraan yang sesuai dengan medan jalan yang dilalui.
“Kan tidak mungkin mobil yang sudah lama dan tidak bisa menjangkau pelosok Aceh terus kita paksakan agar dapat menjangkau daerah pedalam dalam memberikan pelayanan pendidikan. Karena itu muncul rencana pembelian ini,” jelas Barrul.
Lebih lanjut Barrul menjelaskan, rencana pembelian mobil tersebut terdiri dari 13 unit Double Cabin, 7 unit Innova Reborn, 2 Unit Bus sekolah dan 4 unit operasional sekolah luar biasa (SLB).
Untuk Double Cabin diperuntukkan untuk Cabdin Wilayah Aceh Timur, Cabdin Wilayah Singkil dan Subulussalam, Cabdin Wilayah Aceh Utara, Cabdin Wilayah Aceh Tenggara, Cabdin Wilayah Aceh Tengah, Cabdin Wilayah Aceh Selatan, Cabdin Wilayah Aceh Tamiang, Cabdin Wilayah Gayo Lues dan Cabdin Wilayah Bener Meriah.
Selain itu double cabin juga diperlukan untuk mobil operasional Bidang Sarana dan Prasarana, Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan, Subbag HKU dan Subbag Program Informasi dan Humas.
Sementara itu 7 unit Innova Reborn untuk Cabdin Wilayah Nagan Raya, Cabdin Wilayah Aceh Barat, Cabdin Wilayah Aceh Jaya, Cabdin Wilayah Simeulue dan Cabdin Wilayah Bireuen. Kemudian satu unit untuk menggantikan mobil operasional UPTD Balai Tekkomdik yang sudah tua dan tidak lagi representatif untuk perjalanan jarak jauh, untuk Bidang SMK yang memang belum memiliki mobil operasional, dan mobil operasional untuk sekretariat Disdik Aceh.
Sementara itu dua unit bus sekolah untuk tim terapis anak autis di Aceh, dan 4 mobil operasional untuk antar jemput siswa autis di SLB Singkil, SLB Aceh Tengah, SLB Aceh Timur, SLB Aceh Selatan dan SLB Bireuen.
“Adapun untuk pembelian pembelian motor yang semula direncanakan untuk mengantar surat telah dibatalkan,” kata Barrul.
Terakhir Barrul mengatakan, bahwa pembelian mobil tersebut murni atas dasar untuk mengoptimalkan pelayanan pendidikan di Aceh hingga ke pelosok, sehingga pelayanan pendidikan ini juga dapat dirasakan oleh sekolah-sekolah yang ada di pelosok Aceh.
“Kami berterimakasih atas kritikan dan masukan teman-teman, akan tetapi perlu juga kami sampaikan bahwa rencana ini muncul bukan tanpa pertimbangan, melainkan atas kebutuhan lapangan yang mendesak,” katanya.