Dewan Berharap Menag Dapat Hidayah, Atas Pernyataannya Bandingkan Azan dan Gonggongan Anjing
Banda Aceh – Anggota DPRK Banda Aceh, Sofyan Helmi, meminta warga Aceh supaya mengabaikan Surat Edaran (SE) Menteri Agama tentang pengaturan suara azan di toa masjid.
Hal itu untuk menanggapi kisruh dan kegaduhan di tengah kalangan masyarakat, setelah dikeluarkan surat edaran tersebut oleh Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas.
Sekretaris Komisi IV DPRK Banda Aceh ini menjelaskan, selama ini warga muslim dan non-muslim tidak pernah terjadi gesekan, meskipun suara azan setiap hari dikumandangkan dari masjid hingga meunasah.
“Belum ada yang protes atau merasa terganggu dengan suara azan, jadi saya minta masyarakat mengabaikan imbauan Menag, tetap seperti biasa saja,” ujarnya.
Menurutnya, masyarakat non-muslim di Aceh merasa nyaman dan tidak terusik dengan suara azan dan aktivitas warga muslim di masjid.
Menurut Sofyan Helmi, pernyataan Menang yang membandingkan azan dengan gonggongan anjing juga sudah melukai umat muslim, sehingga menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
Ia mengkhawatirkan jika kegaduhan itu dapat menimbulkan gesekan antar umat beragama.
Wakil Ketua Fraksi PAN DPRK Banda Aceh mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat supaya tetap beraktivitas seperti biasa di rumah ibadah.
Tentu dengan tetap menyalakan toa saat azan berkumandang.
“Apalagi ini mau bulan suci Ramadhan, suara-suara syiar Islam perlu ditingkatkan,” ujarnya.
Ia juga menyesalkan pernyataan Menang yang membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing.
Pasalnya, kedua hal itu sangat tidak layak dibandingkan, karena azan adalah panggilan suci untuk menghadap Allah SWT.
“Jadi kita tidak perlu menggubris pernyataan Menang itu, tetap azan seperti biasanya, kita doakan Menag ini mendapat hidayah dari Allah SWT,” tutup mahasiswa Semester Akhir Pasca-Sarjana ini.
