PERISTIWA

Ihsanuddin MZ Desak Pemerintah Bangun Tanggul Pengaman Pantai Dan Penanganan Sungai Krueng Meureudu

Banda Aceh – Pulang ke Dapil II bagi Ihsanuddin MZ yang disebut Reses, hal ini merupakan tugas pokok seorang Legislator DPR Aceh selain Pengganggaran, Ketua Fraksi PPP ini turut melihat beberapa aliran sungai di Kabupaten Pidie Jaya terutama Krueng Meureudu sampai saat ini penanganannya belum juga dilakukan. tentu sangat diharapkan kepada pihak yang menangani Wilayah Sungai Krueng Meureudu untuk segera melakukan aksi penanganan yang nyaris setahun tiga (3) bahkan empat (4) kali terjadi luapan air yang mengakibatkan terendam sampai puluhan desa di kawasan Daerah Aliran Sungai tersebut, seperti Gampong Beurawang, Meunasah Lhok, Menasah Pante, Meunasah Gantung, Meunasah Balek, Dayah Husen, Pante Berene, Dayah Kruet, Blang Cut dan seterusnya, Sabtu, (19/03/2022).

Beberapa kita turun melihat langsung disaat banjir, bahkan sangat parah di saat kejadian menjelang sahur di bulan Ramadhan, sehingga masyarakat gampong yang disebutkan tadi nyaris tidak bisa makan sahur dirumah sangat ironis, karena semua terendam banjir, dan itu sudah rutin dalam setiap tahun ketika hujan lebat, ungkap Anggota Komisi IV DPR Aceh.

Ihsanuddin menjelaskan, bahwa ada persoalan pengikisan daratan oleh air laut (abrasi), hal ini juga sesuatu paling parah sehingga diperlukan penanganan cepat juga, Kecamatan Ulim merupakan daerah yang paling parah tergerusnya daratan  seperti Gampong  Tijin Daboh, Tijim Husen, Geulanggang, Menasah Bung, Mesjid Ulim Baroh dan Grong-grong Capa, dimana disetiap bulan pertama dan air pasang tinggi itu nyaris terendam perkampungan rumah penduduk.”

Sudah berbilang tahun terjadi abrasi, dahulu di tepi pantai tersebut terdapat lapangan bola, sekarang karna abrasi sudah tidak ada lapangan bola tersebut, tidak diketahui lagi dimana sekarang karena sudah menjadi lautan, kemudian ada peninggalan zaman belanda yang namanya adalah kurok-rok (tempat persembunyian) di tepi pantai. saat ini tempat tersebut sudah di tengah laut, artinya sekarang ini sudah terkikis oleh air laut yang sangat luar biasa.

“Ironisnya lagi perkarangan Tempat Pemakaman Umum (TPU) milik masyarakat, Gampong Tijin Daboh dan Tijin Husein sudah dikikis air laut bahkan kebun-kebun serta rumah masyarakat sudah ikut terkikis air, kami sudah mengajak pihak Dinas sudah kita bawa, termasuk pihak Balai sudah kita ajak, bahkan pihak pemerintah lainnya sudah kita minta untuk tinjau tetapi hingga kini  belum ada penanganan.” tegasnya.

Ihsanuddin sangat mengharapkan, kepada Kepala Balai dan Kementrian Pekerjaan Umum, serta Legislator Aceh yang berada di senayan, tolonglah untuk hal ini bisa benar-benar menjadi perhatian kita bersama, kalau memang benar-benar ingin lakukan melaksanakan tentu seharusnya anggaran untuk tanggul pengamanan pantai bisa disediakan, Tapi kalau Balai atau siapapun ingin melakukan itu, pastikan kapan itu bisa dilaksanakan, ini adalah bener bener bukan rekayasa tapi sebuah fakta karena kami sudah kelapangan berkali kali dengan seluruh elemen masyarakat, tutupnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Oops ! Mohon Maaf Anda Tidak Bisa Meng-Copy Paste Contes di Situs Kami !