Uncategorized

Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia
“Jak Reuloh Bumoe?”

Banda Aceh – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Aceh bersama 13 organisasi menggelar aksi damai dalam bentuk bentuk longmarch, orasi, teaterikal, diskusi dan pemutaran terkait kerusakan Lingkungan di Indonesia, dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup sedunia 05 Juni 2022. Kegiatan ini dilaksanakan pada 7 Juni 2022 didepan Masjid Baiturrahman sampai dengan simpang lima Banda Aceh, dan diskusi dan pemutaran film di sekretariat WALHI Aceh. Memperingati Hari Lingkungan Hidup tahun ini mengusung tema “Jak reuloh Bumoe…?”.
Kegiatan tahunan ini penting untuk diperingati mengingat suhu udara pada 30 tahun terakhir 26,8 °C dan terjadi peningkatan pada tahun 2021 sebesar 0,3°C. Bahkan pada tahun 2022 suhu udara di Banda Aceh mencapai 34°C. Kenaikan suhu tersebut menjadi indikator bahwa kondisi lingkungan hidup dalam keadaan tidak baik-baik saja. Seperti pengelolaan limbah domestik dan limbah industri, kerusakan hutan dan lahan, polusi udara, pengelolaan sampah, penggunaan energi yang berlebihan dan berbagai bentuk perilaku kerusakan Lingkungan lainnya.
Semua kondisi tersebut berkontribusi terhadap perubahan iklim di Aceh. Senin (07/06/2022).

Sehingga meningkatnya konsentrasi gas karbon dioksida dan gas-gas lainnya di atmosfer yang menyebabkan efek gas rumah kaca. Pada efek gas rumah Rumah kaca jika terjadi penaikan akan berdampak pada cuaca ekstrim yang menyebabkan gagal panen, banjir, kekeringan, krisis air bersih, wabah penyakit, rusaknya ekosistem yang akan berefek pada punahnya flora dan fauna yang memiliki efek langsung dengan manusia.

Dalam memperingati hari lingkungan hidup tahun ini WALHI Aceh membuat kreaterikal sebagai visualisasi kondisi lingkungan hidup saat ini, seperti:

  1. Mandi Lumpur, mengilustrasikan kerusakan hutan dan lahan, serta pencemaran limbah cair.
  2. Baju Sampah mengilustrasikan hidup kita saat ini dikelilingi oleh berbagai jenis sampah.
  3. Kipas, mengilustrasikan penggunaan energi yang berlebihan dari semestinya sehingga memicunya pemanasan global.

Pada setiap gerakan teaterikal diperkuat dengan orasi yang disampaikan oleh beberapa orator aksi.

Sedangkan film yang ditayangkan pada malam harinya merupakan film dokumenter dengan judul “Melacak Ekosida”. selain organisasi yang tergabung dalam aksi agenda nonton bareng juga di ikuti oleh beberapa organisasi lainnya.

Adapun 13 organisasi tergabung dalam gerakan ini, SLA, TKA, HAkA, GAINPALA, FKIP USK, Sobat Bumi Indonesia Aceh, Sahabat Laut, PCL 2016, FJL, HMI FKIP, Tiger Heart, Jala, Earth hours.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Oops ! Mohon Maaf Anda Tidak Bisa Meng-Copy Paste Contes di Situs Kami !