PLN Bantu Pria Aceh Tingkatkan Produksi Gitar Akustik Berkelas Dunia
Lhokseumawe – Adnan, Pria 46 tahun itu mulai berkarya membuat gitar akustik sejak tahun 2020 lalu, pada awal 2008 Adnan hanya membuka studio musik, kemudian di tahun 2010 usahanya dikembangkan dengan menjangkau perbaikan gitar, berawal dari Bengkel Reparasi Gitar Pria Desa Menasah Masjid Kota Lhokseumawe Aceh Kini Mampu Memproduksi Gitar Akustik Berkualitas Yang Tak Kalah Dengan Gitar Pabrikan Lokal Maupun Global, Rabu (29/06/2022).
Tahun 2019 Andrea Guitars bergabung dengan Rumah BUMN Aceh Utara Binaan PLN, untuk seorang Adnan belajar banyak serta mendapat ilmu melalui pelatihan yang di adakan Rumah Kreatif BUMN (RKB) setiap bulannya.
Dengan hasil seni yang memiliki kualitas yang sangat bagus RKB memilih Adnan memilih membuka Usaha Micro Kecil Menengah (UMKM) unggulan yang siap untuk di support oleh PLN dalam bentuk pelatihan dan bantuan dana, Perusahaan Listrik Negara hadir melalui Program Electrifying, memberikan dukungan bagi sektor UMKM di Aceh guna mendukung kesejahteraan mereka, serta merupakan wujud bantuan dinilai sangat tepat dan berhasil.
Adnan mengatatakan, sebelumnya saya mengerjakan produksi gitar secara manual, seperti memotong kayu dengan gergaji hingga memoles gitar dengan menggosok menggunakan tangan, karena keterbatasan modal dan peralatan, hanya mampu memproduksi gitar akustik maksimal tiga buah dalam sebulan.
“Di sini muncul ide saya karena dari dulu melakukan servis gitar, jadi otomatis sudah tau tentang gitar, kemudian mulailah membuat gitar. Harapan saya setahun bisa viral, dan Alhamdulillah pada 2021 viral, sudah banyak yang gunakan seperti youtuber,” ujarnya.
Gitar akustik yang pernah saya buat semakin dikenal di kalangan musisi tanah air, terlebih digunakan oleh salah satu youtuber cover musik ternama di Indonesia, tentu bahan yang digunakan harus punya kualitas, bahkan gitar apa yang telah saya produksi sudah berani bersaing dengan gitar-gitar buatan pabrik dalam negeri maupun Internasional, ungkapnya.
Setia bahan yang digunakan harus kayu yang keras, seperti merbau, semaram, bahkan juga trembesi. saya tidak memakai triplek, memang saat ini hanya menerima orderan dari pemusik atau perorangan saja. Mereka tau kualitas kita pasti mereka order,” imbuh Adnan.
Terkait ada sejumlah musisi tanah air, gitar akustik buatan saya juga saat ini telah menjangkau seluruh kota; Bali, Solo, Bandung, dan paling banyak di pulau Sumatera, dalam sebulan mampu memproduksi maksimal tiga buah gitar yang dijual dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 10 juta. “Kalau berbicara keuntungan susah sih, dengan bermodal bahan kayu seperti ini lebih ke nilai seninya,” tegasnya.
Untuk saat ini Adnan lebih mudah memproduksi gitar-gitar akustik orderan para pemusik, karena telah memiliki peralatan yang canggih dan mumpuni, bantuan itu diberikan oleh PLN melalui kantor Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UPPP) Kota Lhokseumawe dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Manager PLN UP3 Lhokseumawe, Muhammad Haiqal mengatakan, pemberian bantuan kepada Adnan untuk mempermudah pelaku UMKM dalam memproduksi karyanya sehingga penghasilan yang diperoleh pun semakin tinggi.
Tentunya dengan bantuan ini diharapkan usaha produksi gitar Andrea Guitar milik Adnan lebih berkembang, serta mampu membuka lapangan kerja bagi warga sekitar,” tutur Haiqal.
Andrea Guitars masuk dalam katagori UMKM Unggulan binaan PLN UP3 Lhokseumawe yang akan kita tampilkan disetiap event PLN maupun BUMN sebagai bentuk promosi sehingga, mampu menarik minat pasar yang lebih luas dan meningkatkan kesejahteraan para pelaku UMKM, pungkasnya. (M)