BERITAPUBLIKASI

Pemerintah Aceh Gelar Pasar Murah di 23 Kabupaten dan Kota, Ini Harapan Pj Gubernur Aceh

Aceh Besar – Pemerintah Aceh melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) akan menggelar pasar murah di 23 kabupaten dan kota di Aceh mulai 7 November 2022.

Hal itu disampaikan Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki melalui Asisten III Setda Aceh Iskandar AP pada Acara Launching Tanggap Inflasi Aceh, yang dilaksankan di Gudang Bulog Aceh, jalan Blang Bintang, Gampong Siron, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Kamis (3/11/2022).

Selain pasar murah, juga digelar operasi khusus digelar di lima kabupaten dan kota yaitu ; Aceh Besar, Banda Aceh, Lhoksemawe, Aceh Utara dan Aceh Barat yang pelaksanaanya akan dimulai 3 November 2022.

“Beras yang akan dijual pada operasi pasar, untuk kuran 5 kg Rp 53.000 dan ukuran 10 kg seharga Rp 106.000,” kata Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki melalui Asisten III Setda Aceh, Dr Iskandar, Hadir pada kesempatan itu Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Aceh Achris Sarwani, Kepala Bulog Aceh Irsan Nasution, Satgas Pangan Aceh, Dandim Aceh Besar, dan pejabat lainnya.

Pj Gubernur Aceh mengatakan, operasi pasar khusus untuk menekan lonjakan harga beras dan lonjakan angka inflasi daerah itu, akan dilanjutkan dengan kegiatan pasar murah secara serentak di 23 kabupaten/kota, 7-14 November 2022.

Lima komoditi, yaitu beras, telur ayam, minyak goreng, gula pasir dan tepung terigu akan dijual.

Selanjutnya, operasi pasar juga akan digelar pada 28 November 2022, di 12 lokasi, sesuai permintaan daerah.

Operasi pasar itu dilakukan untuk komoditi pangan yang mengalami kenaikan harga tinggi yang memberi andil pada inflasi daerah.

Terakhir, pasar murah akan kembali digelar secara serentak di 23 kabupaten/kota pada 1-14 Desember 2022.

Dikatakan, kima daerah yang akan mendapat penyaluran beras kualitas primium, pada OP khusus tersebut, adalah Banda Aceh, Aceh Besar, Lhokseumawe, Aceh Utara dan Aceh Barat.

“Kelima daerah ini karena tiga diantaranya merupakan lokasi hitungan inflasi.

Sedangkan dua daerah lainnya, yaitu Aceh Utara dan Aceh Besar merupakan daerah pendamping,” terangnya.

Menurut Iskandar, di lima daerah itu harga beras terus bergerak naik sejak Oktober lalu.

Karena itu, katanya, daerah-daerah tersebut perlu mendapat suntikan beras kualitas premium secara khusus dari Pemerintah Aceh, dengan harapan harga beras premium tidak naik lagi.

Disebutkan Asisten III Setda Aceh, karena banyaknya harga komoditi pangan yang harganya turun, maka pada Oktober lalu Aceh tidak mengalami inflasi, melainkan deflasi sebesra 0,25 persen.

Meski begitu, dari sejumlah komoditi yang pengaruh sangat tinggi terhadap pembentukan angka inflasi, seperti beras, harganya perlu dikendalikan.

“1.500 ton beras yang akan dijual pada operasi pasar diambil dari Bulog Aceh,” ujarnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Oops ! Mohon Maaf Anda Tidak Bisa Meng-Copy Paste Contes di Situs Kami !