Orang yang belum berusia 40 tahun tidak kebal diabetes.
JAKARTA — Studi terbaru oleh Diabetes UK telah menunjukkan orang-orang berusia di bawah 40 tahun yang terkena diabetes tipe 2 meningkat terus meningkat. Peningktannya sebesar 23 persen.
“Berusia di bawah 40 tahun tidak berarti Anda kebal terhadap diabetes tipe 2,” ujar Chief Executive of Diabetes UK, Chris Askew, seperti dikutip dari laman Express, Jumat (9/12/2022).
Studi tersebut memperingatkan bahwa jumlah orang antara 18 hingga 39 tahun dengan diabetes tipe 2 bisa mencapai 200 ribu pada tahun 2027. Diabetes tipe 2 adalah ketika kadar gula dalam darah Anda terlalu tinggi.
Hal ini memicu serangan jantung dan strok karena kadar gula yang tinggi dapat merusak pembuluh darah. Karena itu, Askew mengatakan sangat penting untuk memeriksa risiko masing-masing.
Gejala
Ada puluhan gejala yang dapat ditimbulkan oleh diabetes tipe 2, beberapa di antaranya lebih gawat. Menurut Diabetes.co.uk, setidaknya ada 15 gejala yang bisa muncul di jari kaki saja, antara lain mati rasa, kutil, dan bengkak.
Hanya saja, menurut dr Jamie Brosch dari Goodbody Clinic, ada beberapa gejala diabetes tipe 2 yang mungkin Anda alami, termasuk usia di bawah 40 tahun. Gejala utama yang harus diwaspadai antara lain pusing dan rasa haus yang berlebihan. Meski begitu tidak semua orang mengalami gejala tersebut.
“Diabetes dini dapat menyebabkan rasa haus yang berlebihan, sering buang air kecil, pusing, penurunan berat badan dan penglihatan kabur,” jelasnya.
Hanya saja, banyak pasien tidak akan mengalami gejala apa pun pada tahap awal atau gejala yang kurang spesifik dapat dikaitkan dengan kondisi lain. Menurut dr Brosch, orang yang tidak aktif, obesitas, atau memiliki riwayat keluarga lebih mungkin terkena diabetes. Risikonya juga meningkat seiring bertambahnya usia dan jika Anda merokok.
Cara mengurangi risiko
Dr Brosch menjelaskan ada beberapa cara terbaik untuk mengurangi risiko diabetes tipe 2. Makan dengan baik adalah salah satu cara untuk mengurangi risiko diabetes tipe 2.
Sebaiknya, pilih minuman yang tidak mengandung gula, kurangi daging merah, dan kurangi asupan garam. Lalu, perbanyak konsumsi makanan berserat tinggi dan berlemak sehat.
Selain itu, hindari alkohol. Konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat menyebabkan peradangan pada pankreas dan membatasi kemampuannya untuk memproduksi cukup insulin.
“Alkohol dapat menyebabkan kerusakan hati dan menambahkan lebih banyak gula dan pati ke dalam makanan Anda yang harus digunakan atau disimpan sebagai lemak,” ujarnya.
Dr Brosch juga merekomendasikan untuk fokus pada menghilangkan lemak perut. Kondisi ini terkait dengan resistensi insulin yang menyebabkan tingginya kadar glukosa darah.
Jika khawatir dengan tingkat tekanan darah Anda, Anda dapat meminta dokter untuk mengukurnya. Semakin dini mengetahui kondisinya, semakin kecil kemungkinan Anda mengalami komplikasi, seperti kerusakan jantung.
Dikutip : Republika.co.id