Banda Aceh – Dua anak yang menderita bocor jantung di Banda Aceh membutuhkan bantuan pengobatan. Kedua anak tersebut yakni Siti Raudhatul Mutohharoh (8 tahun) dan Salsabila AB (16 tahun), keduanya didiagnosis menderita bocor jantung setelah melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
Menurut informasi dari keluarga kedua anak, setelah didiagnosa bocor jantung, dokter menyarankan kepada orang tua pasien agar anaknya segera melaku pengobatan di Jakarta, namun biaya yang tinggi membuat mereka sulit untuk melanjutkan pengobatan. Kamis (13/04.2023).
Siti Raudhatul Mutohharoh, merupakan anak dari pasangan Wahyu dan Andawiatul Firmaniah Warga Gampong Ceurih, Ulee Kareng, Banda Aceh.
Berdasarkan pengakuan Andawiatul, anaknya mengalami bocor jantung secara tiba-tiba. Awalnya, pihak keluarga tidak menyadari adanya gejala tersebut. Namun, setelah mengalami batuk dan sesak, mereka membawa Siti Raudhatul ke Rumah Sakit Harapan Bunda untuk diperiksa.
Dan hasil pemeriksaan mengejutkan, Siti Raudhatul didiagnosis mengidap penyakit bocor jantung yang sebelumnya tidak terdeteksi.
Kondisinya semakin parah, sehingga pihak keluarga ikut membawa sang buah hatinya ke Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
Disana pun, berdasarkan pengakuan Andawiatul, bahwa anaknya direkomendasi untuk berobat ke Rumah Sakit di Jakarta.
“Demi anak kan bang, kami tetap berusaha yang terbaik. Dan kami sangat berharap semoga ada bantuan dari pihak yang memiliki kemampuan untuk membantu proses pengobatan anak kami,” cerita Andawiatul membuka pembicaraan dengan wartawan yang ditemui di kediamannya, Kamis 13 April 2023.
“Apalagi harus berobat ke Jakarta bang, biayanya terlalu mahal dan kami tidak mampu untuk membayar semua biaya tersebut,” sambung Wahyu, Ayah dari Siti Raudhatul yang kesehariannya berprofesi sebagai tukang gigi palsu dengan penghasilan tidak menentu.
Hal yang sama juga dialami Salsabila AB, anak dari pasangan Hasura (alm) dan Jahara (ibu rumah tangga) Warga Desa Blang Oi, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh.
Saat dikonfirmasi, Kamis (13/4/2023), Jahara menyampaikan dia berencana setelah lebaran akan membawa anaknya lagi untuk berobat ke Rumah Sakit di Jakarta. Namun dia masih terkendala soal keuangan.
Beberapa tahun lalu, dia pernah membawa sang anak berobat di RS Jakarta, dengan memakai biaya sendiri. Kini kondisi keuangan yang membuat dirinya menunda pengobatan.
Karena itu, ia beharap Pemerintah maupun pihak lain untuk membantu biaya pengobatan sang buah hatinya.
“Disana rumah singgah pun bayar pak. Saya kerja di rumah orang kan gtu, mana ada (pendapatan memadai) pak,”ujarnya.