Respons Anies soal Jokowi Sebut NasDem Punya Koalisi Sendiri
Jakarta – Anies Baswedan merespons pernyataan presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut partai NasDem telah mempunyai koalisi sendiri. Anies lebih memilih untuk fokus memberikan jalan baru bagi rakyat Indonesia.
“Fokus kami menyiapkan menawarkan kepada rakyat Indonesia sebuah jalan baru yang disebut sebagai kita menyebutkan meluruskan jalan menghadirkan keadilan, itu menjadi fokus kita, dan kita fokus ke situ,” kata Anies kepada wartawan di kawasan GBK usai menghadiri acara relawan, Jakarta Pusat, Minggu (7/5/2023).
Anies menyebut, masyarakat kerap disajikan berita-berita para pemimpin parpol yang saling berdiskusi. Tetapi koalisinya berbicara tentang hal yang akan ditawarkan ke masyarakat.
“Dan kami di koalisi ini, koalisi perubahan untuk persatuan sudah bicara tentang apa yang hendak ditawarkan kepada masyarakat. Masalah kemiskinan, lapangan kerja yang terbatas,” tuturnya.
Untuk itu, dirinya tidak berminat ikut campur dalam percakapan tersebut. Meskipun, kata dia, mungkin bila dirinya menanggapi, maka akan banyak media yang memberitakan.
“Ini hal yang harus jadi fokus kita dan itu yang akan jadi fokus kita terus jadi saya tidak berminat untuk ikut di dalam percakapan itu walaupun klik baitnya memang cukup baik gitu barangkali menarik sebagai berita,” ungkapnya.
Sebelumnya, Jokowi mengakui tidak mengundang Ketum Partai NasDem Surya Paloh dalam pertemuan dengan partai politik koalisinya. Jokowi pun mengungkap alasannya.
“Ya memang tidak diundang,” kata Jokowi di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (4/5).
Jokowi mengatakan NasDem saat ini sudah memiliki koalisi sendiri, yakni Koalisi Perubahan untuk Persatuan, untuk Pilpres 2024. Sementara, parpol yang diundang ke Istana Kepresidenan ingin membangun kerja sama politik bersama.
“Loh, NasDem itu ya kita harus bicara apa adanya ya. Kan sudah memiliki koalisi sendiri dan ini gabungan partai yang kemarin kumpul kan juga ingin membangun kerja sama politik yang lain. Mestinya ini kan memiliki strategi besarnya apa. Ya masak yang di sini tahu strateginya, kan mestinya nggak seperti itu,” tuturnya.
Menurut Jokowi, hal seperti demikian wajar adanya. Dia pun menegaskan bahwa dirinya sebagai pejabat politik juga diperbolehkan untuk membahas mengenai politik.
“Dalam politik itu wajar-wajar saja. Biasa. Dan saya itu adalah pejabat publik sekaligus pejabat politik. Jadi biasa, kalau saya bicara politik ya boleh dong. Ya kan. Saya bicara soal pelayanan publik juga bisa dong. Itu tugas seorang Presiden. Hanya memang nanti kalau sudah ada ketetapan KPU, saya,” kata Jokowi sembari tangannya menunjukkan gestur tanda diam.