JAKARTA – Wakil Ketua Komisi 1 DPR-RI, Teuku Riefky Harsya (TRH), mengatakan bahwa pendidikan karakter generasi muda Aceh harus menjadi prioritas utama di era digital.
Hal ini disampaikannya saat mengisi acara webinar dengan tema “Karakter Pendidikan Pancasila Generasi Muda Aceh di Era Digital” yang diselenggarakan Komisi 1 DPR-Ri bersama Ditjen Informasi Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) secara virtual zoom pada Senin (19/6/2023).
Menurutnya, perkembangan teknologi yang semakin pesat dan dinamis membawa dampak positif dan negatif bagi kehidupan masyarakat. Di satu sisi, teknologi dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas. Di sisi lain, teknologi juga dapat menggerus nilai-nilai kebangsaan dan kearifan lokal yang menjadi identitas bangsa.
“Kita dihadapkan dengan tantangan di mana mudahnya terjadi degradasi nilai-nilai kearifan lokal akibat intensitas pertukaran informasi dan komunikasi antar budaya dan antar negara yang berlangsung secara masif tanpa sekat atau borderless,” ujar TRH.
Untuk itu, ia menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal yang selaras dengan nilai-nilai universal. Nilai-nilai lokal harus dijadikan filter dalam menyeleksi nilai-nilai eksternal yang masuk karena globalisasi.
“Bagi kita masyarakat Aceh yang dikenal sebagai masyarakat yang religius, nilai-nilai kebangsaan harus mampu diselaraskan dengan nilai-nilai religi. Apalagi Pancasila sendiri tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai religius. Sehingga antara religiusitas dan nasionalisme satu tarikan nafas yang tidak dapat dipertentangkan dan dipisahkan,” tutur Sekjen DPP Partai Demokrat itu.
TRH juga mengajak generasi muda Aceh untuk memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai falsafah kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila. Menurutnya, Pancasila adalah dasar negara yang mengakomodasi keragaman dan persatuan bangsa Indonesia.
“Karena itu, peran nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila harus dapat diajarkan dan diimplementasikan dengan baik agar generasi muda Aceh memahami nilai-nilai falsafah kebangsaan,” tambahnya.
Terkahir, kata TRH, perlu diingat bahwa sumber daya manusia (SDM) Aceh yang handal sebagai hasil proses pendidikan, pengetahuan, nilai-nilai lokal, nilai-nilai global, serta berbagai modal manusia atau human capital lainnya merupakan aset bagi kekayaan masa depan Aceh yang dicintai ini.
“Sehingga penguatan karakter generasi muda harus dilihat sebagai tanggung jawab bersama keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintah, dan semua stakeholder yang ada,” tutupnya.
Webinar ini diikuti ratusan peserta dari berbagai kalangan, seperti akademisi, aktivis, mahasiswa, pelajar, dan masyarakat umum. Webinar ini juga menghadirkan narasumber lainnya, seperti Dr. Usman Kansong selaku Ditjen IKP Kemkominfo, dan Muhammad Saiful, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Universitas Jabal Ghafur/Ketua Prodi S-1 Pendidikan Fisika.