Jakarta – Keberagaman budaya Indonesia telah lama menjadi daya tarik bagi dunia internasional. Dengan kekayaan budaya yang sangat beragam di setiap daerah, Indonesia telah berhasil mempertahankan warisan budayanya berkat kerja keras para pendahulu bangsa. Namun, dengan adanya era digitalisasi, tantangan baru muncul yang dapat mengancam kelestarian budaya bangsa.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), Teuku Riefky Harsya, dalam acara webinar dengan tema “Pengaruh Digitalisasi Terhadap Seni Budaya Daerah” yang diselenggarakan secara virtual pada Kamis (6/7/2023).
“Dalam era digital ini, akses terhadap konten budaya dari luar sangat mudah. Hal ini dapat mempengaruhi budaya lokal kita dan memicu fenomena transisi sosial budaya di masyarakat,” kata Teuku Riefky Harsya.
Menurutnya, salah satu dampak yang mencolok adalah sekularisasi yang terjadi di tengah masyarakat. Budaya silaturahmi dan kekerabatan, yang selama ini menjadi ciri khas kita, mulai terdegradasi menjadi sangat individualistik, terutama di kota-kota besar.
Namun, Wakil Ketua Komisi 1 DPR-RI asal Aceh ini tidak melihat digitalisasi sebagai ancaman mutlak terhadap budaya Indonesia. Ia menggarisbawahi pentingnya kesadaran dan literasi digital yang tinggi untuk menghadapi perubahan ini dengan bijak.
“Kita perlu menjadi lebih cermat dalam menyaring informasi yang beredar dan dalam menerima budaya dari luar. Literasi digital yang baik akan memungkinkan kita untuk memanfaatkan teknologi digital secara positif, sambil tetap menjaga kearifan lokal kita,” ungkapnya.
Ia mengatakan, ruang digital juga menjadi sarana yang sangat efektif untuk mempromosikan dan melestarikan budaya Indonesia. Melalui konten berupa teks, video, dan audio, kita dapat membagikan keunikan budaya yang hanya ada di daerah tempat tinggal, serta tradisi yang hanya dilakukan pada hari tertentu.
“Promosikanlah keberagaman budaya yang dimiliki setiap daerah. Mari kita saling berbagi cerita dan memperkenalkan budaya kita kepada dunia melalui teknologi digital,” seru Teuku Riefky.
Dalam hal ini, Komisi 1 DPR-RI telah mengambil langkah nyata untuk mendorong program-program pengembangan dan peningkatan kualitas generasi muda Indonesia, terutama di Aceh. Program-program tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan anak bangsa mengenai pemanfaatan teknologi dan informasi digital.
“Kami berkomitmen penuh dalam mendukung program-program yang dapat membentuk generasi yang cakap, handal, dan kompeten, serta menguatkan nilai-nilai kebangsaan yang kuat. Generasi inilah yang akan menjadi pilar utama dalam mewujudkan Indonesia yang unggul dan berdaya saing secara global,” tegasnya.
Teuku Riefky juga mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menghadapi tantangan ini dengan semangat kerja keras, kedisiplinan, dan doa kepada Yang Maha Kuasa. Meskipun ada rintangan di depan, Ia yakin bahwa dengan upaya yang sungguh-sungguh, tantangan tersebut dapat diubah menjadi peluang yang menjanjikan.
“Kita harus bahu-membahu dalam mewujudkan perubahan dan perbaikan menuju Indonesia yang lebih baik. Dengan memanfaatkan teknologi digital secara efektif, kita dapat mempromosikan budaya kita dan memperkuat identitas bangsa,” pungkasnya.