Kota Sabang – Terbengkalainya Hotel Sabang yang berada di Jalan T. Nyak Arief, Simpang Lima, Kota Banda Aceh mendapat perhatian serius Anggota Komisi C DPRK Sabang, drg.H Marwan.
Dewan dari Partai NasDem itupun menyayangkan kondisi belum dioperasikannya bangunan megah milik Pemerintah Kota Sabang yang sudah menghabiskan anggaran hampir mencapai Rp 70 miliar.
“Kini terbengkalai tanpa memberi manfaat apapun bagi masyarakat Kota Sabang,meskipun sudah menelan anggaran yang sangat besar,” ungkap Haji Marwan pada media ini, Minggu 16 Juni 2023.
Oleh sebab itu, Haji Marwan meminta Pj Walikota Sabang, Reza Fahlevi agar memanggil semua pihak yang terkait proyek tersebut untuk mencarikan solusi sehingga salah satu aset daerah yang sudah lama terbengkalai itu bisa segera difungsikan.
“Kalau bisa segera di sewakan ke pihak ke 3, sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang penting aset daerah jangan di terlantarkan” ucap Haji Marwan.
Kemudian, Haji Marwan juga mendukung langkah-langkah yang akan diambil oleh Pj Walikota Sabang dalam menyelesaikan persoalan tersebut, sehingga salah satu tujuan bersalam untuk meningkatkan Pendapan Asli daerah (PAD) dapat tercapai kedepan.
“Kami juga mengharapkan PJ Walikota segera mencari solusi persoalan ini, DPRK Sabang membuka ruang untuk sama-sama kita duduk terhadap langkah apa yang harus kita ambil supaya bisa meningkatkan PAD Kota Sabang kedepan,” harap Ketua DPD Partai NasDem Kota Sabang itu.
Untuk diketahui, Pembangunan Gedung hotel atau Mess milik Pemko Sabang merupakan salah satu visi-misi Walikota dan Wakil Walikota masa pemerintahan Zulkifli Adam dan Nazaruddin periode 2012-2017, dan DID pembangunan Mess Sabang itu dianggarkan pada anggaran APBK Perubahan 2012, namun pembangunan fisik dimulai dari 2013 hingga 2016.
Saat itu pembangunan lanjutan bangunan tersebut mulai tersendat pada tahun 2017 akibat adanya komitmen dari Pemko Sabang dengan Tim TAPA saat menganggarkan anggaran pada tahun 2016 sebesar Rp 33 miliar, bahwa bangunan tersebut fungsional.
Sayangnya, meski sudah selesai dibangun bangunan megah yang terletak di pusat ibukota provinsi Aceh itu hingga kini belum dioperasionalkan, sehingga terkesan terbengkalai.