Jakarta – PT PLN (Persero) terus berkomitmen untuk mengurangi emisi dari sektor pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dan beralih ke pembangkit energi bersih. Ini dilakukan sebagai upaya perusahaan merealisasikan target net zero emission pada 2060 mendatang.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan setidaknya PLN telah merancang 5 skenario dalam upayanya mengejar target NZE di 2060. Adapun dari kelima skenario tersebut, perusahaan memilih skenario Accelerated Renewable Energy with Coal Phase Down.
Di mana dalam skenario ini, terdapat target ambisius dengan penambahan pembangkit energi terbarukan sebesar 75% dan gas 25%, yang akan memastikan pengurangan emisi dengan tetap menjaga keandalan sistem.
“Kami sudah mengambil suatu persetujuan bahwa skenario paling feasible yaitu Accelerated Renewable Energy with Coal Phase Down dan ini juga sejalan dengan sistem modelling yang kami lakukan bersama antara Kementerian ESDM, PLN, dan IEA,” ujar Darmo dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Rabu (15/11/2023).
Dalam skenario ini, Darmawan menjelaskan bahwa PLTU berbasis batu bara masih akan tetap beroperasi hingga masa akhir kontrak. Namun dengan catatan, ada penambahan fasilitas teknologi Carbon Capture Storage (CCS) untuk menekan emisi yang dihasilkan.
Selain penambahan teknologi CCS pada unit PLTU, dalam skenario tersebut, PLN juga akan menambah kapasitas pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) berbasis baseload sebesar 31 Giga Watt (GW).
Berikutnya, penambahan kapasitas pembangkit EBT yang bersifat intermitten dari PLTS dan PLTB sebesar 28 GW. Lalu kapasitas pembangkit yang berasal dari energi baru misalnya seperti nuklir sebesar 2,4 GW.
“Capex ini memang untuk EBT base load jadi lebih besar, opex-nya lebih kecil dibanding dengan batu bara maupun dengan gas. Ini sistemnya cukup andal karena ada beberapa pembangkit yaitu yang berbasis pada gas kita tempatkan pada episentrum dari demand, sehingga ada evakuasi daya menggunakan transmisi, ada juga penambahan pembangkit gas yang nanti jadi penyeimbang,” katanya.
Dikutip : CNBC Indonesia