BERITAKHAZANAH

Srikandi PLN UID Aceh Ajak Lulusan Vokasi Mampu Beradaptasi Dengan Kebutuhan Zaman Dalam FGD di Poltek Lhokseumawe

Lhokseumawe – Srikandi PLN UID Aceh Nurlana yang juga menjabat Senior Manager Keuangan Komunikasi dan Umum menjadi salahsatu narasumber Focus Group Discussion (FGD) Perencanaan Ketenagakerjaan Vokasi (Workforce Planning) yang diselenggarakan di Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) selaku Ketua Konsorsium Program Penguatan Ekosistem untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah Aceh, bersama Politeknik Aceh, Politeknik Aceh Selatan dan AKN Aceh Barat di Ruang Rapat Direktur PNL, Kamis (14/12/2023).

FGD kali ini membahas tentang horizon scanning yang merupakan tahapan dalam metode foresight. Dan foresight sendiri merupakan kemampuan untuk melihat dan membentuk masa depan, berdasarkan pemahaman tentang kejadian (event), kecenderungan (trend), perkembangan dan perubahan di masa depan.

Di kesempatan tersebut, Nurlana memaparkan horizon scanning berdasarkan referensi di PLN Unit Induk Distribusi Aceh.

“Pandemi covid 19 telah mengubah lanskap ketenagakerjaan secara dramatis. Perubahan ini mencakup peningkatan kerja dari rumah, penurunan dalam sektor tertentu, dan peningkatan permintaan untuk keterampilan adaptasi dan kreativitas,” ujarnya

Ia juga mengatakan jika terjadi terobosan besar dalam inovasi energi yang memungkinkan kemandirian energi di tingkat rumah tangga atau komunitas, dapat terjadi pergeseran besar dalam sektor energi dan ketenagakerjaan terkait.

“Lulusan pendidikan vokasi perlu dapat beradaptasi dengan kebutuhan baru dalam manajemen dan pemeliharaan teknologi energi terbarukan,” ujar Nurlana

Ketua Tim Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah Aceh Ir. Sariyusda, MT mengatakan bahwa masukan dari berbagai BUMN khususnya PLN sangat diperlukan sebagai masukan untuk pengembangan pendidikan vokasi ke depannya.

“Dalam hal ini, horizon scanning mejadi tahapan pertama dalam rangkaian metodologi foresight, untuk mengidentifikasi isu-isu yang muncul, yang relevan dan signifikan dengan topik yang menjadi perhatian terkait dimensi STEEPV (Social, Technological, Economic, Environment, Political dan Value,” ungkapnya.

Acara ini menghadirkan 12 Narasumber dari Kadin Aceh, Pemerintah Aceh, Akademisi, BUMN, BPS, BI dan unsur media.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Oops ! Mohon Maaf Anda Tidak Bisa Meng-Copy Paste Contes di Situs Kami !