Banda Aceh – Dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi menjelang Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut XXI, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Banda Aceh kembali menggelar rapat koordinasi.
Rapat yang berlangsung pada tanggal 25 Juli 2024 ini bertujuan untuk membahas strategi pengendalian inflasi, terutama di tengah meningkatnya aktivitas ekonomi akibat penyelenggaraan PON.
Pj. Walikota Banda Aceh dalam sambutannya menekankan pentingnya memanfaatkan momentum PON untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan Banda Aceh menjadi tuan rumah utama PON, diperkirakan akan terjadi peningkatan permintaan, terutama pada sektor makanan dan minuman, akomodasi, serta pariwisata.
“Kita harus memastikan bahwa sumber daya yang digunakan dalam pelaksanaan PON berasal dari Aceh. Namun, kita juga harus waspada terhadap potensi peningkatan inflasi yang dapat terjadi,” ujar Pj. Walikota.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemkot Banda Aceh akan terus mengoptimalkan sembilan upaya pengendalian inflasi yang telah ditetapkan, seperti pemantauan harga, operasi pasar, dan kerjasama antar daerah.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Rony Widijarto, juga menyampaikan pentingnya menjaga stabilitas inflasi. Ia mengingatkan bahwa keberhasilan dalam mengendalikan inflasi pada tahun 2023 dapat menjadi tantangan tersendiri di tahun ini.
“Rendahnya inflasi pada tahun 2023 dapat menjadi tantangan pengendalian inflasi akibat base effect. Oleh karena itu, diperlukan upaya ekstra, terutama pada momen PON,” ungkap Rony.
Rony juga mendorong Kota Banda Aceh untuk mengoptimalkan alokasi Insentif Fiskal Daerah Kategori Pengendalian Inflasi Terbaik. Hal ini dinilai penting mengingat kinerja Kota Banda Aceh dalam mengendalikan inflasi sangat baik.
Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, dan seluruh stakeholder terkait, diharapkan TPID Kota Banda Aceh dapat menjaga stabilitas harga dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.