TEKNO

Sama dengan Rokok Konvensional, Vape Juga Memicu Kanker

Vape juga mengandung nikotin sama seperti rokok konvensional

JAKARTA – Penggunaan tembakau pada rokok di Indonesia menjadi penyebab utama kematian kedua didunia dan salah satu penyebab kematian yang dapat dicegah terhadap penyakit terkait rokok pada paru seperti bronkitis kronis, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), emfisema dan kanker paru. 

Selain itu, risiko pada organ lain seperti penyakit jantung coroner, stroke, risiko impotensi pada organ reproduksi dan memperburuk kondisi penyakit kronis yang sudah ada seperti diabetes melitus dan hipertensi.

Menurut Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Sari Asih Cipondoh, Kota Tangerang, dr. Oeryana Agustin Widayanti, SpP, rokok mengandung zat-zat yang adiktif dan karsinogen, yang mulai dari produksinya saja rokok menyebabkan emisi produksi tembakau zat karbon dioksida hingga mencapai 84 juta ton atau setara dengan 280.000 kali peluncuran roket ke luar angkasa .

“Maka dengan merokok akan meningkatkan resiko kanker paru 25 kali pada laki-laki, kanker paru pada perempuan 25,7 kali, penyakit jantung coroner 2-4 kali dan stroke 2-4 kali,” jelas dr.Oeryana Agustin Widayanti, SpP (Dokter Spesialis Paru RS Sari Asih Cipondoh, Tangerang)

Mengingat potensi bahaya yang ditimbulkan oleh rokok, banyak perokok lelaki yang utamanya kalangan millenial mengalihkannya kepada rokok elektronik yang dikenal dengan sebutan Vape atau Pod. Yang kemudian menimbulkan pertanyaan apakah merokok dengan Vape bisa menghilangkan bahaya merokok.

Rokok elektronik atau Vape dijelaskan dr.Oeryana Agustin Widayanti, SpP sama saja mengandung nikotin yang ada pada rokok konvensional. Nikotin merupakan zak adiktif yang menimbulkan efek ketergantungan dan zat yang sama terdapat di rokok konvensional.“Dalam sebuah penelitian terdapat 65 bahan kimia telah ditemukan dalam jenis rokok elektronik dan 26 bahan kimia dalam rokok elektronik dianggap berbahaya, yaitu zat kimia yang bersifat racun dan juga memicu kanker,” terangnya.

Dari 10 bahan kimia yang ditemukan pada uap /asap rokok elektronik adalah serupa dengan uap asap rokok konvensional. Ketergantungan terhadap nikotin ini ditemukan pada 76,5% lelaki yang menggunakan rokok elektronik, terlihat dari kadar nikotin di air kemih yang lebih tinggi dibandingkan dengan bukan perokok.

Tentunya kebiasaan merokok ini bisa mengganggu kesehatan dan mengurangi kualitas hidup Anda dan orang di sekitar. Jangan malu untuk berkata “Saya tidak merokok” buat Anda yang sudah terbiasa merokok mari mulai mencoba untuk berhenti merokok. Jika Anda kesulitan untuk menghentikan kebiasaan merokok atau bahkan sudah mengalami gangguan kesehatan akibat bahaya merokok, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Sumber : republika.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Oops ! Mohon Maaf Anda Tidak Bisa Meng-Copy Paste Contes di Situs Kami !