Museum Nabi Muhammad Perkaya Pengalaman Pengunjung Dua Masjid Suci
Museum Nabi Muhammad disajikan dalam format modern.
Madinah – Menteri Perdagangan dan Pejabat Menteri Media Majid Al-Qasabi telah mengunjungi Pameran Internasional dan Museum Biografi Nabi dan Peradaban Islam di Madinah. Ia diberi pengarahan tentang berbagai bagian pameran termasuk model teknis beradab, Atlas modern, dan ensiklopedia yang dirujuk.
Dilansir dari Saudi Gazette, Ahad (12/6/2022), Al-Qasabi mengungkapkan kekagumannya atas pencapaian ilmiah warisan Islam ini, karena disajikan dalam format modern dan dokumenter yang mengandalkan teknologi presentasi.
Ini menegaskan keinginan Kerajaan Arab Saudi untuk mengabdikan Alquran dan Sunnah Nabi, terutama biografi Nabi. Dia menambahkan upaya ini memenuhi tujuan Visi Arab Saudi 2030 dalam memperkaya motif iman bagi pengunjung Dua Masjid Suci.
Museum internasional mewakili preseden dari jenisnya dalam sejarah pengenalan biografi Nabi dan peradaban Islam, dengan sumber, teknik, dan sarana pameran yang unik yang mengikuti perkembangan teknologi terkini untuk memberikan informasi kepada pengunjung di seluruh dunia tentang nilai-nilai Islam. Serta untuk meluruskan kesalahpahaman tentang Islam.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Yayasan Museum Nabi Muhammad sekaligus Ketua Dewan Pembina Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad, Komjen Pol (Purn.) Syafruddin mengaku kagum dengan Museum Sejarah Nabi Muhammad SAW di pelataran Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi. Hal itu diungkapnya saat menerima undangan khusus dari Liga Muslim Dunia (LMD) dan Yayasan Assalam.
Museum ini merupakan cerminan dari kehidupan Nabi Muhammad SAW dan titik awal peradaban Islam yang sekarang telah menyebar di berbagai penjuru dunia. Museum tersebut dilengkapi dengan tampilan layar digital yang menarik dan menceritakan sejarah perjalanan hidup dan perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW. Tak hanya itu pengunjung juga dapat melihat artefak dengan wujud multidimensi yang tampak seperti nyata.
Syafruddin menjelaskan, di dalam museum banyak ruangan yang menampilkan sejarah peperangan zaman Rasulullah. Museum ini menampilkan puluhan lukisan dan instalasi seni interaktif yang tersedia dalam sejumlah bahasa. Namun saat ini baru tersedia tujuh bahasa, yakni, Arab, Inggris, Spanyol, Urdu, Prancis, Turki, dan Indonesia.
sumber : Republika.co.id