Banda Aceh – Meski dalam kondisi minimnya anggaran akibat berkurangnya Dana Otsus dari Pemerintah Pusat, Dinas Pertanian dan Perkebuna Aceh tetap akan melanjutkan program bajak sawah gratis bagi petani di Aceh yang telah dimulai sejak 2017 lalu.
Kepastian itu disampaikan Sekretaris Distanbun Aceh, Azanuddin Kurnia, SP, MP pada media ini, Rabu 31 Agustus 2022.
Hanya saja, jelas Azanuddin Kurnia luas lahan yang akan dibajak akan berkurang mengingat minimnya anggaran ditambah lagi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mengalami keaikan juga akan mengurangi luas lahan yang akan dibajak.
Selain itu, dengan berkuarangnnya Alsintan yang bisa dipergunakan akibat rusak juga juga menjadi penyebab berkurangnya luas lahana yang bisa dibajak.
“Misalnya target kita 2 bulan pada musim tanam, seharusnya bisa 4 traktor yang kita masukkan menjadi 2 sehingga ada daftar ada tanggu,” ungkapnya.
Meski demikian, kesepatana dengan petani tetap akan dijalankan. “Tapi, tapi justru tantangan terberat kita itu di harga BBM yang terus naik. Kan kita masuk di DPA, masal harga Solar sekian, tapi kita harus beli Dexlite, ini terjadi selisih yang tinggi, jadi dengan rencana dan target kita terdahu jadi bisa tinggal setengahnya karena BBM ini,” ungkapnya.
Tantangan lain adalah, menurut Azanuddin ketika sudah memeritahu pihak kabupaten dan kotas menjapatkan sekian hektar ketika yang mampu direalisasikan setengahnya, ini kadang yang berat apalagi pihak kabupaten dan kota sudah melakukan CPCL.
Dia melihat Kepala UPTD Mektan Distanbun Aceh Bersama jajaran sudah sangat maksimal melakukan cara-cara tersebut, cara lain adalah mungkin petani bisa berkontribusi untuk mencapai target. Namun, hal itu tidak dilakukan karena Distanbun Aceh tidak ingin membeni petani.
“Kita masih adakan tahun 2023, karena kan program kita dengan IP300 dan IP400 terus kita kembangkan, untuk pengolahan lahan IP300 dan IP400 itu salah satu kerja terberat adalah di sisi pengolahan lahan, kalau kita tidak gnakan alat dan mesin pertanian,” ungkapnya.
Jika masih digukan lembu atau kerbau dalam membajak sawah tentu akan lambat.”meskipun, Pj Gubernur Aceh terus berupaya mencari sumber-sumber lain untuk APBA kita agar bertambah sehingga juga akan bertambah untuk Pemerintah Aceh.(PUBLIKASI DISTANBUN ACEH)