Dukungan Bank Indonesia Untuk Pengembangan Ekonomi Hijau di Aceh
Banda Aceh – Lokakarya dengan tema “Memperkuat Kemitraan untuk Pertumbuhan Ekonomi Hijau di Kabupaten Aceh Jaya dan Kawasan Barat Selatan Aceh (Barsela)” (15/09)yang dilaksanakan bertempat di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh.
Pj. Bupati Aceh Jaya Dr. Nurdin, S.Sos, M.Si selaku pembuka acara, memaparkan pentingnya membangun koridor ekonomi hijau di kawasan Barsela, lalu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, BBA., MBA. menyampaikan strategi memperkuat pembangunan sektor unggulan pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Dengan harapan ada desa-desa unggulan pariwisata dari Aceh. Dengan menghadirkan Narasumber Bappenas, Bappeda Aceh, Dinas Lingkungan Hidup Aceh, Pj. Bupati Aceh Singkil, Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Achris Sarwani. Jum’at (16/09/2022)
Acris Sarwani selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh mengatakan, “Pembangunan yang baik adalah pembangunan yang berkelanjutan dan berorientasi pada prinsip People, Planet, dan Prosperity,” tentu Bank Indonesia akan terus mendorong implementasi ekonomi hijau melalui kebijakan keuangan hijau, dimana BI mendorong bank bersama debitur bank untuk bertransformasi menuju ekonomi rendah karbon.
Memang perubahan iklim menjadi isu yang penting dan punya dampak terhadap perekonomian, karena perubahan iklim dapat menyebabkan menurunnya tingkat produksi, serta menganggu pasokan pangan, disebabkan tingginya permintaan yang tidak diimbangi dengan ketersediaan pasokan bisa menyebabkan kenaikan tingkat harga atau disebut dengan inflasi. Kita ketahui bahwa Inflasi Aceh pada triwulan II 2022 adalah 5,99% (yoy). Sementara itu, inflasi di Kota Meulaboh 6,21% (yoy). Inflasi di Kawasan Barsela dapat dilihat dari kota inflasi Meulaboh, ujarnya..
Tentunya ini menunjukkan bahwa pergerakan inflasi di Kawasan Barsela relatif lebih tinggi dibandingkan rata-rata Provinsi Aceh. Posisi terakhir pada bulan Agustus 2022, inflasi Aceh berada di peringkat 8 nasional, namun demikian untuk mendukung akselerasi pembangunan di Kawasan Barsela, memang sangat perlu dirumuskan kebijakan dan program unggulan, baik yang bersifat quick win maupun longterm. Ungkap Achris.
Pertama, perlu menyusun roadmap yang memuat rencana jangka pendek, menengah dan panjang dalam koridor Barsela, termasuk pengembangan ekonomi hijau. Yang kedua, meningkatkan kolaborasi dan sinergi untuk menentukan integrasi kawasan ekonomi. Yang ketiga, bagaimana mewujudkan ekosistem investasi yang baik. Kemudian terakhir yang keempat, mempercepat hilirisasi industri untuk menambah nilai ekonomis daerah, pungkasnya.
Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Dr. Ir. Ruandha Agung Sugardiman, M.Sc. selaras dengan apa yang di sampaikan Kepala Perwakilan BI Provinsi Aceh, hanya menambahkan, bahwa pembangunan sudah semestinya harmoni dengan lingkungan. Tentu dengan mengangkat topik mengenai isu perubahan iklim dan FOLU (Forestry and Other Land Uses) Net Sink 2030,
Kita ketahui bahwa efek gas rumah kaca membuat pemanasan global semakin memburuk. Cuaca ekstrim semakin sering terjadi, dengan siklus perubahan yang cepat. Perubahan iklim juga dapat menganggu proses produksi, tutupnya. (m)