Banda Aceh – Kebid Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Distanbun Aceh, Ir. Nurlaila, MT meminta masyarakat untuk memaksimalkan potensi pupuk organic karena mudah didapat di sekitar rumah.
Ajakan tersebut disampaikan Ir. Nurlaila, MT mengingat pemerintah telah mengeluarkan kebijakan baru berupa Permentan Nomor 10 Tahun 2022 terkait hanya sembilan komoditas utama yang masih diberikan subsidi pupuk oleh pemerintah, yakni padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu, kopi dan kakao.
Selain itu, jenis pupuk subsidi hanya difokuskan menjadi dua jenis pupuk, yakni Nitrogen (N) Fosfor (P) dan Kalium (K) dan dan Urea
“Jadi di tahun 2022 terjadi perubahan Permentan, permintaan terbaru tentang alokasi pupuk subsidi itu adalah Permentan Nomor 10 tahun 2002 kalau tidak salah ditandatangani bulan Juli tahun ini, tahun ini berjalan sebelumnya, jadi permintaan itu berlaku 1 Oktober permintaan lama berlaku sampai 29 September itu berkurang jauh, sehingga jumlah pupuk yang subsidi itu tinggal 3,” ujarnya.
Namun demikian, untuk tahun 2022 realisasi penyaluran pupuk bersubsidi di Aceh sudah di atas 70 persen. Itupun akan dilakukan relokasi ke daerah yang membutuhkan sehingga target penyalurannya sesuai dengan target yang telah dijadwalkan.
Sementara tahun 2022, Aceh mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi dari pemerintah 140.383 ton. Sementara, tahun 2023 ini rencana alokasinya dengan adanya perubahan kebijakan pupuk bersubsidi sesuai Permentan Nomor 10 tahun 2023 sejumlah Urea 163.074 ton,NPK 105.369 ton dan NPK Formula Khusus 14.051 ton.
“Berdasarkan realisasi tahun lalu, misalnya satu daerah sudah sedikit pupuknya tapi di daerah lain masih banyak nah kita bisa alokasi namanya jadi antar kabupaten dan antar Kecamatan dalam satu kabupaten dan antar satu provinsi jadi nanti ditandatangan kembali oleh hasil evaluasi,” ujarnya.
Selain itu, berdasarkan hasil evaluasi nantinya jika satu daerah sudah memasuki masa tanam namun di daerah lain belum dilakukan masa tanama maka pupuk akan dialokasikan dulu ke derah yang sudah masuk masa tanam.
“Mau turun nih menanam tapi kekurangan pupuk sementara di daerah lain masih ada stok jadi kita kasih dulu,” ungkapnya.
Ir. Nurlaila, MT memastikan tidak ada kelangkaan pupuk melainkan tidak ada pupuk mengingat tidak ada bahan baku karena negara penghasil barang baku seperti Rusai dan Ukraina sedang terjadi perang.
“Anggaranya masih Rp. 25 triliun, seperti tahun lalu hanya saja kurang bahan baku karena di impor dari Rusia dan Ukraina,” ungkapnya.
Itulah mengapa kata Ir. Nurlaila, MT berharap masyarakat dapat memanfaatkan pupuk organik dari sekeliling rumah masing masing. Misalnya di halaman sendiri di belakang rumah di kampung ada yang bisa dimanfaatkan sisa-sisa tanaman kotoran ternak nah itu dimanfaatkan untuk pupuk organik walaupun ketersediaannya lama tapi bisa memperbaiki struktur tanah menggemburkan.
“Jadi upaya itu yang kita lakukan, jadi kan di beberapa kabupaten kami juga melakukan pengolahan pupuk organik tapi dari pusat dari Jakarta langsung ke petani, saya ke Bireuen dan disana ada beberapa unit dengan pelatihannya, jadi upaya-upaya pemerintah itu tetap ada karena tidak mungkin semua petani mendapatkan pupuk bersubsidi,” ungkap Ir. Nurlaila, MT.(PUBLIKASI ONLINE DISTANBUN ACEH)