Banda Aceh – Direktur Irigasi Pertanian (Ditjen PSP) Kementerian Pertanian, Rahmanto meminta petani di Aceh menyesuaikan masa tanam dengan kondisi iklim di masing-masing wilayah.
“Sekarang ini sudah tidak menetu lagi, meski Januari tapi tetap hujan, sebaliknya meski sudah masuk September juga masih kemarau. Situasi seperti ini bisa bergeser sekarang musim hujan bisa jadi tahun depan, kemarau panjang biasanya seperti itu jadi perubahan-perubahan ini menuntut kita untuk cerdas dalam menentukan kapan jadwal tanamnya, pola tanamnya bisa mengontrol petani mendorong petani untuk menggeser masa tanam,” ungkap Rahmanto dihadapan peserta kegiatan evaluasi pupuk bersubsidi tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh di Hermes Hotel, Banda Aceh, 12-14 Oktober 2022.
Menurut Rahmanto, yang harus dilakukan adalah menggeser masa tanam, masalahnya adalah petani kan tidak mau menggeser masa tanam karena telah terbiasa secara turun menurun, dan budaya. Nah, sekarang ini terjadi perubahan-perubahan tersebut yang mau tidak mau harus dilakukan.
“Kalau tidak maka akan gagal panen, padi bisa jadi fuso. Jadi berbeda antara definisi banjir orang dengan pertanyaan genangan air banjir tapi kalau pertanian yaitu enggak banjir karena enggak ada tanaman apa yang dapat kita lakukan dengan kejadian kita bisa prediksi puncak banjir itu bulan apa kalau suatu daerah,” ungkapnya.
Sehingga, Rahmanto mendorong agar supaya kalau di puncak banjir di suatu daerah atau sudah menjadi endemic banjir. Misalnya, terjadi pada Desember berarti untuk memajukan masa tanam.(PUBLIKASI ONLINE DISTANBUN ACEH)