BERITA

Mayoritas Indonesia Berpenduduk Muslim, BI Dorong Pengembangan Ekonomi Syariah dari Potensi Wisata Halal

Banda Aceh – Bank Indonesia (BI) perwakilan Aceh mendorong pengembangan ekonomi syariah dengan peningkatan Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan wisata halal melihat banyak potensi dari UMKM dan wisata halal yang bisa diterapkan di Aceh.

Dalam materi yang dipaparkan oleh Yuri Fathia Zumara di acara pada sela-sela pelaksanaan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Sumatera 2023, Jum’at 21 Juli 2023 dikatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke 4 di Tahun 2021/2022 dalam Global Islamic Financial Report dan peringkat ke 3 dunia (2022) pada Islamic Fintech dalam kondisi ekonomi syariah global. Senin (24/06/2023)

Untuk sektor makanan halal global Indonesia menduduki peringkat kedua pada sektor halal global food, “Indonesia terutama Aceh memiliki potensi yang besar dan lingkungan strategis ekonomi dan keuangan syariah serta peluang ekonomi Syariah/Halal,” ujarnya.

Selain itu juga terdapat empat faktor utama pendorong ekonomi syariah global yakni pertumbuhan penduduk muda muslim yang tinggi, pertumbuhan ekonomi syariah yang tinggi dan cepat, negara-negara Organizition Islamic Commite terus memfokus pada pengembangan pasar produk halal dan nilai-nilai etika Islam yang mendasari praktik bisnis dan lifestyle sehingga bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang baru.

“Untuk indeks literasi ekonomi syariah nasional yakni 23,3 % dimana pada indeks literasi eksyar tertinggi berada pada provinsi Sumatera Barat sebesar 66,6 persen,” paparnya.

Terdapat juga provinsi dengan indeks literasi bawah 5 persen yakni Provinsi Sumatera Selatan, Riau dan Lampung. Sementara Indeks di Provinsi Sumatera Utara sebesar 24,2 persen.”Adapun strategi dan program pengembangan eksyar di Indonesia bisa dengan penguatan ekosistem produk halal, penguatan keuangan syariah dan penguatan penerapan halal lifestyle,” tuturnya.

Untuk Aceh sendiri begitu banyak wisata halal yang bisa lebih banyak mempublikasi melalui digital, papar Yuri lagi, misalnya dengan mempromosikan keindahan pantai yang tetap menjunjung nilai tinggi keislaman melalui konten-konten yang nanti akan dilirik dunia.

“Di Aceh misalnya ada budaya setiap jam Jum’atan semua toko tutup, nah itu menjadi daya tarik bagi orang luar untuk merasakan nuansa islami di kota yang mayoritas muslim semua, kita butuh anak muda yang kreatif untuk memperlihatkan itu keluar,” tutupnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Oops ! Mohon Maaf Anda Tidak Bisa Meng-Copy Paste Contes di Situs Kami !