BERITAKHAZANAHNASIONAL

Stunting dan Obesitas Disebut Masih ‘Hantui’ SDM Indonesia

Jakarta – Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia masih memiliki sejumlah tantangan dalam mempersiapkan generasi emas Indonesia 2045. Kedua tantangan tersebut menyangkut masalah gizi, yakni stunting dan obesitas.

Dante mengatakan stunting bukan hanya soal pertumbuhan semata, melainkan juga kualitas manusia di masa yang akan datang yang memiliki kesehatan mental, dan kesehatan kognitif yang lebih baik. Meski demikian angka stunting lambat laun terus menurun seiring dengan upaya pemerintah.

Pada 2022, angka stunting masih berada pada 22% dan ditargetkan turun menjadi 17%, dan di 2024 kembali ditargetkan menurun menjadi 14%. Untuk mencapai target tersebut, Pemerintah melakukan intervensi melalui suplementasi pada anak-anak yang sebelum mengalami stunting. Suplementasi berasal dari protein hewani, dengan begitu penurunan berat badan bisa dicegah, kualitas otak bisa diperbaiki dan peningkatan berat badan tidak akan menjadi stunting di kemudian hari.

“Itu yang paling penting. Yaitu mereka yang mengalami gizi buruk, kemudian underweight, dan weight fluttering. Apa itu? Adalah kalau ditimbang berat badannya tidak naik walaupun belum masuk ke kategori stunting,” ujar Dante dalam Sustainable Future, CNBC Indonesia, Jumat (29/09/2023).

Hingga saat ini beberapa daerah di Indonesia sudah mampu mengurangi angka stunting dengan cukup baik. Misalnya di daerah Jawa dimana beberapa wilayah sudah bisa mengurangi stunting mencapai angka di bawah 10%.

Dante mengatakan saat ini semua elemen masyarakat sudah mulai aware dengan isu stunting. Sudah banyak organisasi masyarakat, cendekiawan, dan akademisi yang melakukan evaluasi dan membantu melakukan edukasi dengan peran serta secara langsung terhadap masalah ini.

Sebagai contoh organisasi tertentu untuk para pengusaha sudah mulai memberikan beberapa sumbangan, yang kemudian digunakan untuk memberikan protein hewani kepada anak-anak stunting.

“Masalah ini tidak bisa selesai secara eksklusif di Kemenkes saja. Tapi kalau secara inklusif kita ikut sertakan seluruh masyarakat untuk melakukan model pendekatan yang baik maka ini akan jadi masalah dan isu nasional yg bisa kita tangani bersama,” jelasnya.

Kemenkes, lanjutnya, juga terus melakukan pendekatan kepada pemerintah daerah lewat koordinasi bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk menjadikan isu ini menjadi isu nasional di semua daerah.

Isu kedaerahan yang dikaitkan dengan stunting ini tidak hanya diperankan oleh organisasi formal di daerah, tapi juga organisasi informal, bahkan organisasi yang dibentuk masyarakat seperti para kader.

“Kader ini sebenarnya adalah ibu-ibu yang berasal bukan struktural, tapi dari masyarakat oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. Mereka melakukan edukasi, pendekatan, penimbangan secara rutin, yang bahkan mereka kadang-kadang tidak dibayar oleh kegiatan ini untuk mencegah stunting lebih lanjut di tingkat daerah,” tambahnya.

Sedangkan dalam hal obesitas, Pemerintah menangani ini dengan mencegah penyakit ini menjangkit kaum muda dan anak-anak. Pasalnya, generasi ini harus bebas dari obesitas yang dapat berujung pada penyakit lainnya seperti jantung, diabetes, hipertensi, dan penyakit katastropik lainnya.

Hal ini mengingat angka obesitas terus meningkat dimana pada 2014 lalu mencapai 14%, dan saat ini naik tajam di angka 25-26%. Maka dari itu, dengan kaum muda yang sehat, maka Indonesia dapat membangun bonus demografi dengan generasi emas di tahun 2045.

“Obesitas ini akan memberikan dampak bukan saat ini, tapi di saat yang akan datang. Obesitas bukan hanya masalah bentuk badan, tapi berkaitan kesehatan yang lebih progresif di masa yang akan datang yg memberikan katastropik pembiayaan yang besar pada sistem kesehatan kita,” pungkasnya.

Dikutip : CNBC Indonesia

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Oops ! Mohon Maaf Anda Tidak Bisa Meng-Copy Paste Contes di Situs Kami !