BERITANASIONAL

Pemerintah Uji Coba BBM Pertalite Jadi Pertamax Green 92

Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan saat ini PT Pertamina (Persero) tengah melakukan studi atas rencana pencampuran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dengan etanol 7% (E7).

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan studi tersebut penting dilakukan guna mengetahui seberapa besar emisi karbon yang dapat ditekan melalui produk BBM yang nantinya bernama Pertamax Green 92 ini.

Selain itu, pihaknya juga perlu memastikan terlebih dahulu ketersediaan etanol dan produk turunannya di dalam negeri untuk program campuran BBM ini. Mengingat, kebutuhan tebu untuk produksi gula saja di Indonesia masih kurang.

“Sekarang aja gula kita masih impor, kita harus kembangin kebun tebu, kemudian maksimalkan produksi gula dalam negeri ya itu berkembang terus,” kata Arifin usai acara Sustainable Mobility: Ethanol Talks 2023, Senin (9/10/2023).

Menurut Arifin apabila produksi gula di dalam negeri sudah berlebih, maka bahan baku tebu selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk produksi etanol.

“Kalau ini berkembang, kelebihannya bisa kita bikin etanol atau memang ada yang spesial area dedicated untuk memang bangun etanol industri. Kita punya potensi gede,” ujarnya.

Sementara, dalam paparannya, Arifin membeberkan bahwa Presiden Joko Widodo telah mencanangkan program bioetanol tebu untuk ketahanan energi di Mojokerto, Jawa Timur pada November 2022 lalu. Adapun untuk memulai kembali Mandat Bioetanol, pihaknya bersama PT Pertamina (Persero) dan pemangku kepentingan terkait telah melakukan uji jalan hingga 15.000 km.

“Uji coba pasar produk pencampur bioetanol saat ini sedang dilakukan. Pertamax Green 95 yang merupakan campuran bensin E5 dan RON 95 saat ini tersedia di beberapa SPBU di Surabaya dan Jakarta. Uji coba pasar telah diterima dengan baik oleh konsumen sasaran,” ungkap dia.

Selanjutnya untuk mendukung keberlanjutan Mandat Bioetanol di masa depan, pemerintah kata dia telah menerbitkan Keputusan Presiden pada tahun 2023 tentang Percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol. Utamanya untuk bahan bakar nabati serta melakukan kajian terhadap penggunaan berbagai bahan baku, khususnya minyak non pangan, tanaman-tanaman.

“Karena terbatasnya bahan baku molases dan juga konflik pangan, pemerintah mendorong pengembangan biofuel berbasis potensi lokal yang lebih layak dan akan menciptakan pasar baru bagi produk pertanian lokal,” kata Arifin.

Dikutip : CNBC Indonesia

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Oops ! Mohon Maaf Anda Tidak Bisa Meng-Copy Paste Contes di Situs Kami !