Banda Aceh – Bank Indonesia Provinsi Aceh bersama stakeholders secara kolaboratif mendorong pengembangan UMKM dalam rangka menjaga stabilitas nilai Rupiah yang didukung oleh Stabilitas Moneter, Stabilitas Sistem Keuangan, dan Stabilitas Sistem Pembayaran.
Salah satu hal untuk mendukung investasi yaitu hilirisasi untuk pengembangan ekonomi guna meningkatkan nilai tambah, sehingga dengan adanya kolaborasi kearifan lokal dalam nilai-nilai syariah tentunya ini menjadi penting dilakukan akselesari perekonomian di Provinsi Aceh.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Rony Widijarto P dalam kegiatan Bincang-Bincang Media (BBM) (18/10) di Gampong Nusa, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar.
Diketahui, akselerasi tersebut dilakukan melalui pilar kebijakan korporatisasi kelembagaan UMKM, peningkatan kapasitas usaha, dan peningkatan akses pembiayaan, juga pengembangan Desa Wisata Berbasis 3A + 2P yaitu Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas, Pelaku, Promosi.
“Hal tersebut diharapkan dapat mendorong UMKM memiliki daya saing yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” kata Rony, Kamis (19/10/2023).
Sehingga, untuk melakukan pengembangan UMKM tersebut, Bank Indonesia Provinsi Aceh melakukan intervensi dari sisi Hulu hingga Hilir.
“Untuk dari sisi Hulu, Bank Indonesia Provinsi Aceh telah melaksanakan program Integrated Farming yaitu sistem pertanian dengan memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan, pangan, dan hortikultura,” jelasnya.
Serta, lanjut Rony, memanfaatkan ternak dan perikanan untuk mendapatkan agroekosistem yang mendukung produksi pertanian, peningkatan ekonomi dan pelestarian sumberdaya alam.
Dimana, program tersebut didukung oleh lingkungan Aceh yang memiliki potensi luas lahan persawahan, perkebunan, dan pertanian. Serta potensi 10 s.d 15 Kg kotoran hewan per-ekor yang dapat diolah menjadi pupuk.
“Selanjutnya, dari sisi Hilir, Bank Indonesia memiliki program WUBI yang bertujuan untuk mendorong digitalisasi dan perluasan pasar UMKM,” terangnya.
Dijelaskan, beberapa materi pengembangan pada program tersebut yakni manajemen, pencatatan keuangan, rebranding, digital marketing, dan networking.
Ditambahkan Rony, untuk QRIS Jumlah pengguna per Agustus 2023 telah mencapai 434 ribu User, bertambah 153 ribu sepanjang tahun 2023 atau 67,64% dari target sebesar 226 ribu pengguna baru. Dari sisi transaksi telah terdapat 5 Juta transaksi sepanjang Januari hingga Agustus 2023, atau 100% dari target 2023 sebesar 5 Juta transaksi. Nilai ini jauh meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya dimana terdapat 2,3 Juta transaksi sepanjang Januari hingga Desember 2022,
“Tentu target tersebut telah dicapai. Kemudian dalam dua bulan terakhir ini KPw Bank Indonesia Provinsi Aceh terus berupaya untuk menambahkan pengguna QRIS
“Dimana, secara konsisten terselenggara selama lebih dari 3 tahun, Bank Indonesia telah memiliki 60 alumni WUBI yang telah terkurasi dari ratusan UMKM se-Aceh,” ujarnya.