Banda Aceh – Kadis Perindustrian dan Perdagangan Aceh Ir. Mohd. Tanwier, MM mengaku meskipun masalah kelangkaan minyak goreng telah teratasi dengan mulai tersedianya di pasaran, namun hingga saat ini pihaknya masih ‘dipusingkan’ ketidakstabilan harga di pasar.
Pada awak media Selasa, 29 Maret 2022, Tanwier menjelaskan pihaknya telah melakukan berbagai langkah dan upaya, termasuk membangun komunikasi dan berkoordinasi dengan Kementerian terkait dan memastikan keberadaan minyak goreng tidak hilang dipasaran.
Laki-laki yang akrab disapa Baong oleh pewarta ini menegaskan saat ini Disperindag Aceh memberikan atensi serius dalam mengatasi permasalahan kelangkaan minyak goreng dipasaran.
“Saat ini hanya minyak goreng yang masih menjadi persoalan, dan ini sedang kita kejar agar bisa selesai. Kementerian sudah berkontrak dengan pihak pabrik (penyedia), tapi pabrik masih gak karuan. Tadi pagi kita sudah hubungi pabrik yang ditunjuk oleh pihak kementerian, ternyata minyaknya tidak ada, sedang didistribusikan untuk wilayah di luar Aceh. Saya sudah lapor perihal ini ke Kementerian, ini harus dituntaskan,” tegas Tanwier.
Untuk jenis kebutuhan pokok yang lain, seperti gula, Kadisperindag Aceh ini memastikan stok gula tersedia dengan cukup. Diinformasikan olehnya, pihak Bulog telah mengimpor gula dari luar, dan saat ini sudah mulai masuk ke Indonesia. Bukan hanya dari luar, stok tambahan pemanis makanan itu juga berasal dari dari pabrik gula yang ada di Indonesia.
“Intinya, untuk ketersediaan (stok) sembako tidak ada persoalan,” imbuh Tanwier.
Selain berkoordinasi dengan pihak pusat, Disperindag Aceh juga telah mengambil langkah nyata dengan menggelar pasar murah disejumlah Kabupaten/kota di Aceh. Akan tetapi, pihaknya menemui kendala soal ketersediaan minyak goreng di kabupaten/kota, sehingga tidak mampu melakukan secara serentak diseluruh daerah.
“Biasanya kan kita melakukan secara serentak. Kemarin kita tidak kebagian minyak yang cukup, sehingga terpaksa kita lakukan hanya pada sebagian kabupaten/kota. Dari tanggal 19-22 Maret 2022 hanya bisa kita lakukan di 6 kabupaten/kota. Mulai hari ini kita melaksanakan di 16 kabupaten/kota,” terang dia.
Dia menjelaskan, permasalahan penting saat ini yang harus segera diatasi adalah mengatasi kelangkaan minyak goreng. Permasalahan lain juga muncul dari jenis minyak goreng curah yang tidak diperbolehkan beredar di kegiatan pasar murah.
”Kendala yang kita hadapi stok minyak nya yang tidak tersedia. Kalau saya buat pasar murah tanpa minyak, aneh juga kan. Padahal target utama kita kan mengatasi soal kelangkaan minyak. Persoalan yang lain, minyak curah tidak diperbolehkan pada pasar murah, sedangkan minyak kemasan baru dilepas di pasar setelah tanggal 16 Maret 2022, baru ada intruksi boleh dilepas sesuai dengan mekanisme pasar,” ucap Tanwier.