BERITAEKONOMI

Musannif Merasa Berang, Terkait Proyek Mangkrak Hingga Akan Melaporkan Jika Pembangunan Tidak Selesai

Aceh Besar – Ketua Yayasan Tgk Haji Hasan Krueng Kalee, Tgk H Musannif Sanusi SE. membenarkan proyek Pembangunan Rumah Susun (Rusun) Pondok Pesantren Yayasan Darul Ihsan Tgk H Hasan Krueng Kalee,Aceh Besar mangkrak atau tidak selesai tepat waktu.

Menurutnya, rusun tersebut akan diperuntukkan untuk santri Perempuan, namun Pihak Yayasan sejak awal sudah mengingatkan jika perkejaan itu tidak akan selesai tepat waktu, karena setelah kontrak pihak rekanan tidak segera melaksakan pekerjaan tersebut, ujar Musannif Rabu (08/02/2023) saat ditemui media di komplek Yayasan Tgk H Hasan Krueng Kalee,Aceh Besar.

“memang sejak awal kami sudah memprediksi bahwa pekerjaan itu pasti terjadi mangkrak dan kita secara lisan sudah melaporkan ke BP2K lebih awal, karena begitu selesai proses tender terlalu lama mereka baru masuk kemari melakukan perkerjaan”

Tentu pihaknya protes terhadap pengerjaan yang mereka lakukan tidak cepat dan para pekerjapun tidak profesional, sehinga jika di lihat dari bentuk gambarnya tidak mungkin dikejar sampai akhir Desember 2022, tambahnya.

“Itu sebabnya saya selaku ketua Yayasan  mengakui telah melaporkan Kepada Balai pelaksana Pemilihan Jasa Kontruksi (BP2K) agar dapat mengevaluasi kinerja rekanan tersebut, terkait pembangunan bagaimana kelanjutannya.”

Berdasakan kontrak pekerjaan itu di mulai sejak 18 Juli 2022 dengan masa kerja 120 hari sesuai kalender.itu artinya pada pertengahan November sudah habis masa kontrak namun pekerjaan masih dilamjutkan sampai 31 Desmber 2022, imbuhnya.

“Jadi kalau menurut kami BP2k telat sekali mengambil keputusan pemutusan kontrak itu,sehingga tidak siap yang seharusnya tahun 2022 Ponpes sudah bisa mengunakan bagunan itu,” Tak hanya itu, saya juga menyesalkan pembangunan proyek itu tidah selesai meskipun ada konsultan pengawasan sepetinya tidak pernah melakukan pengawasan  merekapun tidak pernah melaporkan kepada kami selaku user atau pengguna bangunan itu, cetusnya.

Kami juga sudah melaporkan konsultan kepada BP2K bahwa mereka tidak pernah melapor kepada kami,apakah mereka melakukan pengawasan setiap hari atau tidak kami juga tidak tahu yang jelas pekerjaan itu dari segi kerapian maupun kualitas  beton gedungnya kami meragukannya, ungkap Musannif

Itu sebabnya, Musannif berharap ada kepastian untuk kelanjutan pembangunan pada tahun 2023 ini, kalau tidak sungguh sanyangkan  pondok tidak bisa menggunakan bangunan itu dan uang Negara juga sudah banyak habis saya rasa harus ada yang bertanggung jawab itu,kalau bahasa saya harus ada yang di penjara siapa pun yang terlibat dan kalau tidak diselesaikan saya akan melaporkan kesemua pihak karena gedung ini wajib di selesaikan, tegasnya.

Diketahui sebelumnya Lembaga Aktivis Masyarakat Transpari Aceh (MaTA) merilis sejumlah temuan proyek mangkrak  tahun Anggaran 2022 yang bersumber dari dana APBN,salah satunya adalah proyek Pembangunan Rumah Susun Pondok pesantren  Yayasa  Darul Ihsan Tgk H Hasan Krueng Kalee,Aceh Besar

Pekerjaan ini dimenangkan oleh CV.ASOLON UTAMA, yang berlamat di Kota Banda Aceh. dengan Pagu Rp3.526.524.000,00 dan HPS Rp.3.526.524.000,00 sedangkan Nilai Kontrak
Rp2.970.417.000,00.

“Nah disini terjadi jadi selisih antara HPS dengan Nilai Kontrak adalah 16 persen  atau Rp556.107.000,00”,sebut Koordintor MaTA Selasa 7 Februari 2023.

Namun fakta yang didapat di lapangan, progress pekerjaan baru dikerjakan 31,82 persen  fisik dan sementara  37,08 keuangan yang telah di cairkan kepada pihak rekanan,  saat ini pembagunannya mangkrak dan Akibat mangkraknya pembagunan tersebut maka sangat merugikankan bagi penerima mafaat atas bangunan tersebut. Yang seharusnya sudah bisa di gunakan oleh penerima pembagunan tersebut, ujar Alfian.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Oops ! Mohon Maaf Anda Tidak Bisa Meng-Copy Paste Contes di Situs Kami !