Jakarta – Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Teuku Riefky Harsya (TRH), mengatakan negara Indonesia penuh dengan keberagaman seni dan budaya yang tidak dapat dipisahkan. Apalagi di Aceh, karya seni yang hadir dan dinikmati saat ini kental dengan nilai-nilai budaya dan religiusitas.
Hal tersebut disampaikan TRH dalam acara Webinar yang bertajuk “Modernisasi Seniman Kebudayaan Tradisional di Aceh” yang diselenggarakan secara virtual zoom pada Selasa (20/6/2023).
Menurutnya, seni dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah budaya. Dia mengatakan seni merupakan ungkapan ekspresi yang dihasilkan dengan melibatkan keterampilan diiringi dengan imajinasi kreativitas manusia, sehingga menjadi sebuah karya tertentu dan memiliki nilai-nilai yang tinggi.
“Namun kita juga sadar bahwa modernisasi yang berkembang pesat saat ini secara perlahan telah berimbas kepada keadaan. Di mana seni kebudayaan seakan-akan sulit untuk dijadikan daya tarik generasi muda. Sering kebudayaan tradisional dianggap usang, tidak relevan dengan perkembangan zaman, dan hal ini bisa saja terjadi juga Aceh,” ujar TRH.
Menurut Anggota DPR RI asal Aceh ini, di era globalisasi ini kebudayaan tradisional Aceh mulai mengalami penurunan minat tanpa disadari dan mulai tergantikan dengan budaya luar yang masuk ke Aceh. Tak sedikit generasi muda yang menganggap dan memandang seni dan budaya Aceh sebagai seni masa lalu yang cenderung kuno dan sudah ketinggalan zaman.
“Sebaliknya budaya barat dianggap lebih mencitrakan gairah anak muda, lebih fleksibel, ekspresif dan kekinian. Memang kita juga pahami sudah banyak impian untuk mempertahaankan kebudayaan dengan berbagai cara. Namun masih saja perlu perhatian khusus karena kita dianggap dengan eksis yang tentunya dengan karya-karya luar yang mudah terserap, imbas dari modernisasi,” ujarnya.
Namun, kata TRH, yang meninggalkan budaya adalah bangsa yang rugi dan akan tidak memiliki identitas. Apalagi bagi orang Aceh seni dan budaya memiliki banyak sekali potensi dan nilai-nilai yang sangat tinggi, yang dapat ditunjukkan kepada dunia luar sebagai identitas dan kebanggaannya sebagai bangsa Aceh.
“Oleh karenanya, kita perlu serius dalam melestarikan nilai dan seni budaya di Aceh, salah satu cara untuk memperkenalkan kesenian tradisional adalah dengan mengakulturasikan dengan karya modern. Artinya, modernisasi dengan seni dan seni budaya harus bersinergi dan berjalan beriringan,” kata Sekjen DPP Partai Demokrat itu.
Dia mengatakan, pendekatan modern merupakan kunci melestarikan seni tradisional Aceh. Pendekatan tersebut dapat dimanfaatkan untuk melahirkan karya seni dengan citarasa kekinian yang berbasis pada seni budaya Aceh tanpa menghilangkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Pihaknya di Komisi I DPR RI berkomitmen untuk terus mendorong program-program pengembangan peningkatan kualitas generasi Indonesia. Program-program yang dapat menambah pemahaman dan wawasan anak bangsa, khususnya terkait pemanfaatan teknologi dan informasi digital dan upaya melestarikan budaya lokal sebagai identitas bangsa.