BERITAKHAZANAH

Kutip Tiket Masuk ACF Rp 15.000, Pengunjung Kecewa

BANDA ACEH – Pergelaran Aceh Culinary Festival (ACF) yang digelar di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, pada 14-17 Juli 2023, menuai kritik dari sejumlah pihak. Pasalnya, kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh ini dikabarkan melakukan pengutipan tiket bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke lokasi tersebut. Padahal, dana kegiatan ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA).

Salah satu pengunjung ACF, Mirna (28), mengaku kaget ketika diminta membayar tiket masuk sebesar Rp 15.000 per orang oleh petugas di pintu masuk.

“Saya kira gratis seperti sebelumnya, ternyata bayar. Padahal saya lihat di spanduk tidak ada tulisan tiket masuk,” ujarnya kepada media ini, Senin (17/7/2023).

Ia mengaku kecewa kepada panitia yang menyelenggarakan ACF. Ia menilai, kegiatan ini seharusnya bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat mulai dari kalangan menengah ke bawah hingga menengah atas tanpa dipungut biaya apapun.

“Ini kan acara promosi kuliner Aceh, seharusnya gratis. Apalagi kita tahu dana yang digunakan juga dari APBA, bukan dari sponsor atau swasta,” katanya.

Hal senada diungkapkan oleh pengunjung lain yang tak ingin disebut namanya, Ia mengatakan, pengutipan tiket masuk ini tidak sesuai dengan tujuan ACF yang ingin mengenalkan kuliner Aceh kepada masyarakat luas.

“Kalau mau kenalkan kuliner Aceh, kenapa harus bayar? Ini kan malah membuat masyarakat enggan datang. Padahal banyak kuliner Aceh yang enak dan unik yang bisa dipromosikan,” tuturnya.

Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal saat dikonfirmasi terkait pengutipan biaya tiket tersebut hanya menjawab dengan mengirimkan link Instagram @acehculinaryfestival. Ia mengarahkan media ini membuka akun Instagram tersebut untuk melihat klarifikasi panitia penyelenggara ACF terkait pengutipan tiket tersebut.

“Benar bahwa ACF menerapkan tiket masuk dengan harga Rp15.000/orang. Untuk anak-anak gratis,” tulis panitia melalui akun Instagram @acehculinaryfestival.

Dijelaskan, tujuan pengambilan tiket masuk ini agar kapasitas pengunjung di area pameran dapat dikontrol, tidak berdesakan dan memberi kenyamanan kepada para pengunjung.

Pada tahun-tahun sebelumnya, area ACF penuh sesak dan membuat pengunjung yang ingin berbelanja kehilangan anime karena sudah duluan kelelahan. Banyak di antara pengunjung hanya melihat-lihat area pameran tidak membeli dan ada juga yg setelah berkeliling dan berdesak-desakan akhirnya keluar dan membeli jajanan kaki lima yg dijumpai saat keluar dari area pameran.

“Jadi sistem ticketing ini kami harapkan dapat memaksimalkan peluang terjualnya produk-produk UMKM peserta pameran yang telah bersusah payah meluangkan waktunya mengikuti pameran yang padahal bisa juga berjualan dari tempat usahanya masing-masing,” jelasnya.

Namun, bagi pengunjung yang tidak berkenan membeli tiket ini dapat pula mengunjungi anjungan kabupaten/kota yang juga menggelar pameran UMKM dan membawa produk UMKM unggulan seperti Kabupaten Bireuen dengan Sate Apaleh, Kabupaten Aceh Utara dengan Martabak Durian, Gayo Lues dengan Leumang Kalapinang.

Menurutnya, ini juga suatu upaya untuk semakin meningkatkan kunjungan ke anjungan kabupaten/kota yang sudah datang dari jauh untuk berpartisipasi di ACF. Dimana di tahun sebelumnya beberapa kabupaten/kota mengeluh karena anjungannya sepi dan pengunjung lebih banyak di area UMKM.

“Sesungguhnya kami berharap mekanisme ini akan memberi solusi terhadap masalah-masalah tersebut diatas, walaupun masih banyak yang harus diperbaiki lagi dalam penerapan mekanisme ini,” begitu penjelasan panitia terkait tujuan dari penerapan tiket masuk ke lokasi ACF.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Oops ! Mohon Maaf Anda Tidak Bisa Meng-Copy Paste Contes di Situs Kami !