BERITAPUBLIKASI

Distanbun Aceh Berharap Pengelolaan UPH Semakin Baik

Banda Aceh – Kabid Tanaman Pangan Distanbun Aceh, Safrizal, SP, MPA mewakili Kedistanbun Aceh membuka secara resmi pelatihan dalam rangka pembinaan dan pengawalan sarana pengelolaan tanaman pangan bagi kelompok tani di Hotel Madinatul Zahra, Gampong Lampeneruet, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Selasa 2 Agustus 2022.

Dihadapan puluhan peserta dari kelompok tani kabupaten dan kota yang hadir,  Safrizal, SP, MPA berharap pengelolaan Unit Pengolahan Hasil (UPH) semakin baik kedepan sehingga bisa miningkatkan nilai tambah dan menampung banyak tenaga kerja.

Menurut Safrizal jagung telah menjadi komoditi primadona saat ini, harganya pun tidak pernah jatuh dibawah Rp. 3000 bahkan selalu diatas Rp. 5000. Jadi manfaat yang dirasakan sangat memberikan dampak. Belum lagi kalau sudah dipecah 5, harganya pun melambung sampai Rp.7000- Rp.9000.

“Berarti ada selisih harga Rp. 2000, kalau kita hitung dalam jumlah besar waktu panen Aceh rata-rata 400 ribu ton. Berapa sudah selisih harganya, sungguh sangat besar,” ujar Safrizal.

Apalagi, sebut Safrizal sebagaian besar atau hampir 90 persen hasil panen jagung di Aceh dibawa keluar. Pelauang ini yang ditangkap, sehingga diharapkan UPH- UPH ini salah satu garda terdepan dalam meningkatkan nilai tambah bagi petani.

“Baru-baru ini BPS merilis, Aceh masih termasuk provinsi paling miskin di Sumatera, kenapa termiskin karena penguluaran yang besar adalah perokok sehingga geb antara pemasukan dan pengeluaran tidak seimbang,” ungkapnya.

Menurut Safrizal, hubungannya ketika UPH-UPH ini berjalan dengan baik dan menghasilkan nilai tambah bagi petani bahkan diharapakn bisa menampung banyak tenaga kerja. Sehingga akan membantu meningkatkan pendapatan secara makro dan pada akhirnya akan bisa menurunkan angka kemiskinan.

“Ini penting, mulai hari ini, besok dan lusa kita akan dibekali beberapa narasumber untuk mengelola, saya kira tidak hanya mengolah tapi membuat menejemen yang baik untuk UPH,” harapnya.

Selain itu juga pengelolaan menejemen yang baik, dari penyediaan bahan baku, lalu diolah menjadi bahan jadi sehingga bisa dijual dan bisa didistribusikannya.

Pihaknya kata Safrizal juga mendorong agar berkerjasama dengan dinas tehnis untuk bisa mendorong terkait dengan pengelolaan UPH yang baik,pengelolaan keuangan sehingga ada pola- pola yang bisa diadopsi untuk pengelolaan UPH yang baik kedepan.

Kemudian, pihaknya mengaku juga sedang mendorong UPH-UPH ini agar bisa mendapatkan fasilitas permodalan berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Bank untuk modal agar bisa membeli hasil panen.

“Sebenarnya bunganya hanya 6 persen dalam 1 tahun ketika kita bisa lunasi dalam setahun tidak punya angunan,” terangnya.

Dia pun meminta para peserta untuk menghubunga BSI di kabupaten dan Kota guna meminta bantuan bagaimana mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor pertanian. “Pulang dari sini hubungi Distanbun kabupaten dan kota untuk difasilitasi mendapatkan KUR, kalau respon kurang baik tolong hubungi kami, biar kami yang menghubungi ke sana.Kedepan kita juga akan undang BSI-BSI kabupaten dan kota untuk menyamankan persepsi agar memberikan KUR bagi UPH-UPH ini,” harap Safrizal.(PUBLIKASI ONLINE DISTANBUN ACEH)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Oops ! Mohon Maaf Anda Tidak Bisa Meng-Copy Paste Contes di Situs Kami !